Kalurahan PENDOWOHARJO

Pendowoharjo--- Dampak dari Program Beras Miskin (Raskin) atau yang kini berubah nama menjadi Rastra (Beras Sejahtera) selalu menuai konflik dari berbagai pihak. Pasalnya, banyak warga yang menerima bantuan sosial tersebut tidak tepat sasaran sehingga aduan tersebut membuat Ketua RT dan Dukuh di Kabupaten Bantul greget dan juga geram. Setiap tahunnya, pasti selalu diminta data terbaru bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) namun hingga tahun 2018 ini data yang muncul selalu sama dengan data tahun sebelumnya. Bahkan tak jarang warga yang memiliki motor lebih dari dua juga mendapatkan bansos tersebut. 

Hal yang sama, mengutip dari JatengPos, ratusan perwakilan warga beserta dukuh yang tergabung dalam Pandu berjalan kaki menuju kompleks Parasamya. Mereka berorasi sambil berjalan kaki, menyuarakan protes kepada Bupati Bantul dan stakeholder terkait. Ketua Pandu Bantul, Sulistyo Atmodjo mengatakan saat program Raskin berganti menjadi rastra ada banyak data by name by address yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Ia mencontohkan banyak warga yang cukup mampu seperti misalnya memiliki mobil masuk dalam daftar, sedangkan yang kurang mampu tidak mendapatkan jatah rastra. Karena semrawutnya data tersebut, Sulistyo memperkirakan di tiap Pedukuhan paling tidak ada 15-20 warga kurang mampu yang tersingkir dari data rastra. Maka jika dikalkulasi dari 933 Padukuhan, total ada sekitar 16.000 sasaran Rastra yang tak tepat sasaran. 

“Datanya amburadul,” ujarnya saat audiensi dengan Bupati di Pendopo Parasamya, Rabu (7/3/2018).

 Dalam audiensi tersebut, Bupati menyatakan kesanggupannya bahwa besok kalau sudah ada verifikasi dan validasi data, Beliau akan ikut mengawal hingga sampai ke Dirjen RI bersama Kepala Dinas Sosial mengenai perubahan penerima bansos tersebut agar sesuai ketentuan dan kenyataan di lapangan.