Lestarikan Budaya Jawa, Poktan Sumber Makmur Diro Lakukan Wiwitan

heri subekti 26 Juni 2024 08:50:26 WIB

PENDOWOHARJO---- Wiwitan merupakan salah satu ritual yang dilakukan masyarakat Jawa sebelum masa panen padi dilakukan. Wiwitan berasal dari kata wiwit dalam bahasa Jawa, yang berarti mengawali. Adapun yang dimaksud dengan mengawali di sini adalah mengawali kegiatan panen padi. Pada jaman dahulu kala, tradisi wiwitan merupakan ritual tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah menumbuhkan padi. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tradisi wiwitan mempunyai makna ungkapan rasa syukur manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah. 

 

Sebagai salah satu upaya dalam melestarikan budaya, agar tidak tergerus perubahan zaman dan perkembangan informasi yang kiqn cepat, Kelompok Tani Sumber Makmur Padukuhan Diro mengadakan upacara wiwitan. Wiwitan yang dilakukan Selasa (25/06/24) kurang lebih pukul 10.00 WIB di bulak sawah Padukuhan Diro dihadiri oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Bantul, BPP Kapanewon Sewon, Panewu Sewon, Lurah Pendowoharjo beserta jajarannya, perwakilan Bamuskal Pendowoharjo, Bhabinsa, Babinkamtibmas, perwakilan KWT Mandhira Berkah, Tokoh masyarakat di Padukuhan Diro, dan kadang tani di wilayah Padukuhan Diro. Acara yang dihadiri sekitar 200 orang tersebut berjalan secara khidmad, santai dan tertib.

 

“Wiwitan ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT karena setelah melewati proses budidaya padi, sampai saat ini masyarakat terutama Kelompok Tani Sumber Makmur bisa sampai di waktu panen yang diawali dengan upacara syukuran wiwitan di pagi hari ini”, ucap Lurah Pendowoharjo H. Hilmi Hakimudin, S.Pd.I yang turut serta dalam acara wiwitan dari awal sampai selesai. "Kami berharap tradisi wiwitan ini terus bisa dilaksanakan di Kalurahan Pendowoharjo, selain untuk mengungkapkan rasa syukur namun juga untuk melestarikan tradisi budaya jawa yang saat ini mulai ditinggalkan. Salah satu upaya kami adalah dengan mengalokasikan anggaran di APBKal Pendowoharjo", pungkas Hilmi.

 

Perlu diketahui bahwa sebelum melaksanakan tradisi wiwitan, masyarakat di Padukuhan Diro melalui kelompok tani Sumber Makmur berkoordinasi untuk menentukan dulu harinya. Kemudian melakukan serangkaian persiapan.

 

Pada hari puncak pelaksanaan tradisi wiwitan, masyarakat mulai mempersiapkan ubo rampe, makanan dalam jumlah banyak, dan perlengkapan lainnya. Setelah itu, makanan dibawa menuju ke salah satu rumah warga yang dekat dengan lokasi sawah. Di tempat tersebut dilakukan serangkaian doa dzikir dan tahlil. Setelah selesai doa dzikir dan tahlil, masyarakat mulai baris berjalan menuju sawah dengan membawa makanan, ubo rampe dan alat potong padi yang disebut ani-ani.

 

Sesampainya di sawah, petani melakukan 'mojoki', yaitu meletakkan janur dan daun dadap serep di empat sudut sawah. Kemudian pemilik sawah membuat tempat sesaji. Setelah tempat sesaji selesai dibuat, lalu uborampe diletakkan dan dilakukan pembacaan doa. Usai berdoa bersama, dilakukan simbolis pemotongan padi menggunakan "ani-ani". Setelah itu makanan dibagikan kepada peserta wiwitan untuk makan bersama. (D13)

Komentar atas Lestarikan Budaya Jawa, Poktan Sumber Makmur Diro Lakukan Wiwitan

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License